Buy this book
Keberhasilah suatu pendidikan akan dapat mengubah alam ini (manusianya) dari bodoh menjadi pandai, dari buruk menjadi baik. Pendidikan akan membentuk corak manusia yang dikehendaki Allah swt. Berawal dari pendidikan pula, masyarakat dan Negara dibentuk. Untuk memenuhi hal itu, maka praktek hiidup berniali edukatif di dalam sebuah institusi keluarga, merupakan suatu miniatur kehidupan dunia yang mengarah dan tertuju kepada kehidupan yang sesungguhnya (akhirat). Keluarga dapat menjadi sarana menuju syruga atau pun neraka<!--[if !supportFootnotes]-->[1]<!--[endif]-->.
Di dalam keluarga, ada aktor yang paling berperan untuk menjadi “Joki” keluarga itu sendiri. Seorang Ayah, ya... Ayah adalah tokoh yang sangat berpengaruh terhadap terciptanya keluarga yang bahagia, tentunya bahagia dunia dan akhirat. Tugas seorang ayah adalah selain menjadi kepala rumah tangga adalah sebagai pendidik yang bertanggung jawab atas pendidikan keluarganya. Keberhasilan dan kegagalan suatu sistem pendidikan keluarga, menjadi tanggung jawab ayah.
Lain halnya dengan Ibu, ibarat sebuah persuahaan, seorang Ibu layaknya seorang manager operasional pendidikan. Ibulah yang teramat dekat hubungannya dengan keluarga. Sehingga perkembangan anak baik buruknya tergantung peranan sang Ibu (Walaupun tidak mutlak). Seorang Ibu sangat dominan dalam alur keluarga, karena sang Ibu adalah yang paling mengerti dan paling faham situasi di rumah.
Begitulah kiranya sebuah kiasan yang tepat untuk menggambarkan betapa penting peranan pendidikan (Ibu dan Ayah) di dalam sebuah institusi pendidikan keluarga.
Dalam periodisasi pendidikan, sudah akrab ditelinga kita istilah pendidikan pranatal (pemilihan jodoh dan pernikahan) dan pendidikan pasca natal (pendidikan bayi, kanak-kanak, anak-anak dan dewasa).<!--[if !supportFootnotes]-->[2]<!--[endif]-->
PENDIDIKAN PRANATAL (TARBIYAH QABL AL-WILADAH)
Fase Pemilihan Jodoh
Fase ini adalah fase persiapan bagi seseorang yang sudah dewasa untuk menghadapi kehidupan barunya yaitu berumah tangga dan berkeluarga. Hal yang terpenting dalam masalah ini adalah strategi memilih jodoh yang tepat. Tujuannya adalah agar terciptanya keluarga yang bahagia dan berkesinambungan terutama berkenaan dengan masalah terciptanya keluarga yang berpendidikan.
Dalam syariat Islam, masalah pemilihan jodoh sudah diatur sedemikian rupa hingga begitu jelas dan gamblangnya baik bagi pelamar maupun yang dilamar. Sehingga jika mereka yang sedang mencari jodoh menerapkan atau mempraktekkan apa yang diajarkan dalam syariat Islam, maka InsyaAllah perkawinan akan berada di puncak keharmonisan, kecintaan dan keserasian.
Dalam hadits banyak disebutkan hal-hal yang berkenaan dengan strategi pemilihan jodoh, diantaranya:
a. Pemilihan Calon Istri Sabda Rasulullah saw yang artinya “Tidak akan saling bercinta-cintaan dua yang karena Allah swt. Keculai yang lebih utama antara keduanya yaitu bagi yang lebih hebat cintanya yang satu terhadap yang lainnya. (HR. Bukhari). Juga sabdanya saw; Wanita itu dinikahi karena empat pertimbangan; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Dapatkanlah wanita yang memiliki agama, akan beruntunglah kamu. (HR. Bukhari Muslim) Dalam hadits yang lain Rasulullah saw bersabda; “Jauhilah oleh kalian rumput hijau yang berada di tempat kotor. Mereka bertanya, apakah yang dimaksud rumput hijau yang berada di tempat yang kotor itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab, yaitu wanita yang sngat cantik yang tumbuh (berkembang) di tempat yang tidak baik” (HR. Daruquthni) Dari penjelasan hadits Rasulullah di atas, maka dapatlah diambil berapa syarat yang penting untuk memilih calon istri di antaranya;[3]Saling mencintai antara kedua calon menilai.
Memilih wanita karena agamanya agar nantinya medapat bekah dari Allah swt. Sebab orang yang memilih kemuliaan seseoang akan mendaptkan kehinaan, jika memilih karena hartanya maka akan memperoleh kemiskinan, jika memilih karena kedudukan maka akan memperoleh kerendahan.
Wanita yang sholeh.
Sama derajatnya dengan calon mempelai.
Wanita yang hidup di lingkungan yang baik.
Wanita yang jauh keturunannya dan jangan memilih wanita yang dekat sebab dapat menurunkan anak yang lemah jasmani dan bodoh.
Wanita yang gadis dan subur (bisa melahirkan).
Walaupun al-Qur’an dan hadits tidak menjelaskan secara detail tentang proses pendidikan yang terdapat dalam peristiwa tersebut, namun kita bisa mengambil pelajaran terhadap proses tadi diatas. Minimal kita bisa mengambil 3 hikmah yang terdapat dalam proses tadi. Pertama, harus diyakini bahwa periode dalam kandungan pasti bermula dari adanya kehidupan (al-hayat). Keyakinan tersebut berdasarkan kenyataan yaitu adanya perkembangan yang terjadi pada janin.
Kedua, sebagaiman keterangan di atas, bahwa setelah berbentuk sekerat daging (mudghah) Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya. Tampaknya ruh inilah yang menjadi titik mula dan sekaligus awal mula bergeraknya motor kehidupan psikis manusia.
Ketiga, ada satu aspek yang sangat penting lagi bagi si janin pada masa dalam kandungan, yaitu aspek agama. Sebenarnya naluri agama sudah ada sejaka sebelum kelahirannya di dunia nyata. Ungkapan ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw.<!--[if !supportFootnotes]-->[5]<!--[endif]-->
Seperti sudah kita ketahui bersama bahwa pendidikan yang dilakukan ketika masa kehamilan adalah pendidikan tidak langsung (indirec education). Adapun prosesnya adalah:
a. Seorang ibu yang telah hamil harus mendo’akan anaknya. Anak pranatal haruslah senantiasa didoakan oleh ibunya, karena setiap muslim meyakini bahwa hakikatnya Allahlah yang menciptakan anak tersebut sedangkan orang tua hanyalah sebatas yang diditipkan olehNya. b. Seorang Ibu harus senantiasa memakan makanan yang halal dan baik. Karena setiap yang dimakan oleh si Ibu, secara otomatis akan berpengaruh terhadap perkembangan si anak. Selanjutnya, jika ia bermaksud agar anaknya yang pranatal lahir dan dewasa, maka ia harus menjaga benar-benar agar makanan dan minuman yang diberikan kepada anaknya itu haruslah baik dan halal. Makanan dan minuman yang halal tersebut diberinya kepada anak pranatal tentu saja melalui ibu yang mengandungnya. Firman Allah swt: Artinya “makanlah rezeki yang diberikan Allah kepadamu yang halal dan yang baik”. (QS. Al-Maidah: 88) c. Ikhlas mendidik anak. Setiap orang tua haruslah ikhlas dalam mendidik anak pranatl. Yang dimaksud dengan ikhlas adalah bahwa segala amal perbuatan dan usaha terutama upaya mendidik anak pranatl, dilakukan dengan niat karena Allah semata, mendekatkan diri kepada Allah, dan ketaatan pada=Nya, tidak dengan niat mendaptkan pamrih atau balas jasa dari anaknya kelak. Dengan kata lain, mendidik anak pranatal harus diniatkan beribadah, memperhambakan diri kepada Allah swt, serta memelihara amanah Allah swt. d. Memenuhi kebutuah istri. Suami harus memenuhi kebutuhan istri yang sedang mengandung, terutama pada masa-masa awal umur kandunganya. Pada masa itu istri didatangi oleh keinginan-keinginan aneh yang kadang-kadang muncul secara tiba-tiba. Suami yang tidak mengerti akan hal itu mungkin sekali kaget salah paham ketika mendapati istrinya sekonyong-konyong berubah.<!--[endif]-->
<!--[if !supportFootnotes]-->[1]<!--[endif]--> Training Manajemen Pendidikan, Dep. Pendidikan Yayasan Al-Sofwa. Jakarta. Hal: 60 [2] Prof.DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, kalam mulia, Jakarta. Hal: 294 [3] Prof.DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, kalam mulia, Jakarta. Hal; 297 [4] Prof.DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, kalam mulia, Jakarta. Hal; 301 [5] Rasulullah saw bersabda; Sesungguhnya kamu diciptakan memalui perut ibu (rahim). 40 hari berupa nuthfah, kemudian dari nuthfah berubah menjadi alaqah. Selama 40 hari, kemudian dari alaqah menjadi mudghah selam 40 hari. Lalu Allah mengutus malaikat dan memerintah (malaikat) empat perkara. Dan Allah berfirman pada malaikat. Tulislah ilmunya (manusia), rizkinya, ajalnya dan celaka bahagianya, kemudia malaikat meniupkan roh kepadanya... (HR. Bukhari dan Muslim)
Buy this book
Showing 1 featured edition. View all 1 editions?
Edition | Availability |
---|---|
1 |
aaaa
|
Book Details
Edition Notes
Includes bibliographical references (leaves 113-115).
Classifications
The Physical Object
ID Numbers
Community Reviews (0)
Feedback?September 13, 2020 | Edited by MARC Bot | import existing book |
April 28, 2010 | Edited by Open Library Bot | Linked existing covers to the work. |
February 4, 2010 | Edited by WorkBot | add more information to works |
December 9, 2009 | Created by WorkBot | add works page |